Buku ini merupakan semacam catatan kuliah Achdian yang dikumpulkan selama percakapannya dengan sang guru. Sebagai lawan debat dalam diskusi tentang apa pun, Achdian tidak serta-merta menerima begitu saja cecaran kritik Ong terhadap argumentasi yang terucap darinya. Setidaknya terjadi dialog, debat, dan juga titik temu dalam diskusi dan obrolan antarsejarawan beda “generasi” ini, sebagaimana dipaparkan Achdian dalam buku ini. Namun penulis buku ini tampaknya tak ingin menempatkan pencerahan dari Ong semata-mata berhenti atau sebatas pada pemberhalaan dan pemikiran yang mandul tanpa ada reproduksi kreatif sama sekali.
a. Perencanaan yang Matang: Merencanakan transisi secara matang termasuk memilih teknik pertanian organik yang sesuai dan mengalokasikan waktu yang cukup untuk adaptasi.
Untuk buku nonfiksi, subjudul bukan hanya opsional, tapi hampir menjadi keharusan. Subjudul memberikan ruang tambahan untuk menjelaskan lebih jauh tentang apa yang akan dibahas dalam bukumu.
Jenny Solin menyatakan kader-kader petani telah lahir mampu menyampaikan apa yang menjadi masalah dan yang kalian hadapi dari statmen tadi. Tentunya perjuangan ini harus kita dukung bersama, Jangan berjuang dengan isu masing-masing, Kita harus Solid.
Pertanian organik juga menjadi sorotan dalam gerakan ini sebagai cara untuk melakukan konservasi lingkungan. Andy Utama berbagi pengalaman bahwa dia mulai menanam kopi sesuai dengan anjuran Perhutani, tetapi menyadari risiko kerusakan lingkungan dari praktik tersebut.
Suman bukan hanya seorang petani biasa; ia adalah representasi anak muda yang memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam pertanian. Kehadirannya membawa harapan baru di tengah tantangan regenerasi petani. Langkahnya sejalan dengan visi pemerintah yang menjadikan software petani milenial sebagai salah satu andalan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Ibadah dibawakan oleh Pdt. Andi Lumban Gaol yang melayani di HKBP Antuang dengan khotbah Galatia 5:sixteen Alai on do hudok: “Marguru tu Tondi i ma hamu marparange; unang pasaut hamu hisaphisap ni daging!”. Beliau menyampaikan bahwa setiap orang harus terus belajar dari jiwa bukan dari keserakahan yang saat ini banyak dipertontonkan oleh negara melalui investasi yang justru sangat berdampak kepada petani. Petani menderita, tanahnya dirampas, mereka diintimisadasi dan menerima perlakukan tidak adil lainnya. Konflik agraria yang sering mereka hadapi kadang membuat mereka hampir menyerah untuk mempertahankan hak-hak ya karena begitu besar tekanan yang mereka hadapi.
Kita tidak membutuhkan kehadiran Tokoh yang hanya tampil jelang pesta demokrasi, kita tidak merindukan seorang Tokoh yang hanya aktif dalam acara-acara seremonial tapi sebaliknya tokoh yang bisa menjadi panutan, yang bisa menjadi motor perubahan dalam gerakan sosial, yang mampu menjawab tantangan, yang memiliki komitmen dan integritas dan yang terpenting hidup dalam hati masyarakat.
Dari kegiatan penen padi dan madu ini sangat jelas bahwa sebenarnya pertanian selaras alam sangat membantu petani dalam meningkatkan pendapatan dan juga merawat alam. Sumber daya alam yang sangat melimpah menjadi potensi pengembangan pertanian yang merupakan sumber kehidupan mayoritas masyarakat kabupaten Dairi.
Kehadiran industri yang membongkar perut bumi menjadi potensi ancaman besar bagi petani. Mereka menyadari bahwa pertanian tidak bisa hidup berdampingan dengan penambangan / industri ekstraktif. Bagaimana kita mau memajukan pertanian kalau lahan juga sudah semakin sedikit untuk bertani, ucap salah seorang warga yang ikut beraudiensi
Kamu bisa mencoba bermain kata atau menggunakan metafora yang relevan dengan topik bukumu. Namun, pastikan judul tersebut tetap mudah dipahami dan tidak terlalu ambigu. Kombinasi antara keunikan dan kejelasan akan membuat judul bukumu menonjol.
Setelah system Di Sini pengembangan kapasitas petani melalui pelatihan ICS tuntas dikerjakan, maka kegiatan dilanjutkan dengan pendaftaran PAMOR dan inspeksi lahan yang langsung dilakukan oleh pengurus ICS bersama petani.
Membaca buku ini seolah kita sedang berdialog dan dihadapkan dengan Ong, dengan seluruh kegelisahan intelektualnya sepanjang kariernya sebagai sejarawan, sekaligus membuka celah mengungkap lahan persoalan yang belum digarap Ong. Achdian memang tak merinci apa saja warisan intelektual Ong yang harus dirawat, dilihat lagi, dan dipertanyakan kesahihannya. Akan tetapi, justru di sana sesungguhnya kehadiran buku ini memiliki makna bagi sidang pembaca tentang pentingnya Ong atau Onghokham bagi kita hingga hari ini.
Penanaman pohon di Mega Mendung wujudkan cinta tanah air dan kepedulian ekologis. Sebuah langkah kecil untuk perubahan besar demi lingkungan.